Dalam menyusun rencana pembangunan yang baik, tentunya dibutuhkan data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada tahun tertentu. Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha pada suatu daerah dalam satu tahun tertentu. PDRB dapat dihitung dengan 2 cara yaitu berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku yaitu menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan yaitu nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar yang telah ditentukan
Artikel ini menggunakan data statistik PDRB per kapita berdasarkan harga konstan karena perhitungan PDRB atas dasar harga konstan berguna untuk mengukur perubahan volume produksi dan perkembangan produktivitas secara nyata karena faktor pengaruh perubahan harga telah dihilangkan. PDRB atas dasar harga konstan juga dapat digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan perubahan tingkat kemakmuran suatu daerah dari tahun ke tahun dan sebagai dasar perencanaan atau proyeksi pembangunan pada masa mendatang.
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000, Menurut Provinsi pada tahun 2005-2009, Provinsi DKI Jakarta memiliki PDRB per kapita terbesar dibandingkan 32 provinsi lainnya di Indonesia selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2005 hingga tahun 2009.
Berikut ini adalah besarnya PDRB per kapita Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun :
1. 2005 (32.205 ribu rupiah)
2. 2006 (34.837 ribu rupiah)
3. 2007 (36.773 ribu rupiah)
4. 2008* (36.671 ribu rupiah)
5. 2009** (40.269 ribu rupiah)
Provinsi yang memiliki PDRB tertinggi kedua adalah
Provinsi Kalimantan Timur.
PDRB perkapita provinsi Kalimantan Timur lima tahun yaitu :
1. 2005 (32.537 ribu rupiah)
2. 2006 (32.689 ribu rupiah)
3. 2007 (32.527 ribu rupiah)
4. 2008* (33.316 ribu rupiah)
5. 2009** (33.333 ribu rupiah)
Provinsi ini sempat mengalami penurunan PDRB per kapita, yaitu pada tahun 2007. Namun pada tahun 2008, provinsi ini dapat kembali meningkatkan PDRB per kapitanya.
Provinsi yang memiliki PDRB per kapita terbesar ketiga selama lima tahun berturut-turut adalah provinsi Kep. Riau.
PDRB per kapita provinsi kep.Riau lima tahun yaitu :
1. 2005 (23.756 ribu rupiah)
2. 2006 (24.304 ribu rupiah)
3. 2007 (24.992 ribu rupiah)
4. 2008* (25.478 ribu rupiah)
5. 2009** (25.291 ribu rupiah)
Provinsi Kalimantan Timur, provinsi ini sempat mengalami penurunan PDRB per kapita pada tahun 2009. Padahal selama 4 tahun berturut-turut provinsi ini dapat meningkatkan PDRB per kapitanya.
Provinsi yang memiliki PDRB terendah dibandingkan 32 provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Gorontalo.
Berikut ini adalah besarnya PDRB per kapita provinsi ini yaitu :
1. 2005 (2.166 ribu rupiah)
2. 2006 (2.294 ribu rupiah)
3. 2007 (2.436 ribu rupiah)
4. 2008* (2.593 ribu rupiah)
5. 2009** (2.755 ribu rupiah)
Selama tiga tahun berturut-turut, provinsi ini memiliki PDRB per kapita terendah. pada dua tahun berikutnya provinsi ini tidak lagi menjadi provinsi yang memiliki PDRB per kapita terendah. Posisinya digantikan oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pulau Kalimantan selama lima tahun berturut-turut menempati PDRB per kapita tertinggi di Indonesia dengan PDRB per kapita sebagai berikut :
1. 2005 (12.699 ribu rupiah)
2. 2006 (12.949 ribu rupiah)
3. 2007 (13.171 ribu rupiah)
4. 2008* (13.625 ribu rupiah)
5. 2009** (13.957 ribu rupiah)
PDRB per kapita pulau ini selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2005 hingga tahun 2009.pulau lainnya
(Maluku dan Papua) selalu berada di posisi terendah dalam jumlah PDRB per kapita lima tahun berturut-turut.
Masing-masing besar PDRB pulau ini yaitu :
1. 2005 (4.389 ribu rupiah)
2. 2006 (4.136 ribu rupiah)
3. 2007 (4.267 ribu rupiah)
4. 2008* (4.303 ribu rupiah)
5. 2009** (4695 ribu rupiah)
Pada tahun 2006, pulau ini sempat mengalami penurunan PDRB per kapita. pada tiga tahun berikutnya pulau ini mampu meningkatkan PDRB per kapitanya lagi.
Dengan demikian bila kita melihat seluruh PDRB per kapita masing-masing provinsi di Indonesia dapat disimpulkan bahwa PDRB per kapita masing-masing provinsi adakalanya PDRB per kapita mengalami peningkatan dan adakalanya pula PDRB per kapita tiap provinsi di Indonesia mengalami penurunan.
PDRB per kapita dipengaruhi oleh hal-hal berikut seperti kekayaan yang berupa sumber-sumber ekonomi (kekayaan alam), jumlah penduduk dan kemampuan penduduk (SDM) dalam menerapkan teknik produksi atau mengolah kekayaan yang dimiliki daerahnya.
Keterangan :
*) : angka sementara
**) : angka sangat sementara
Sumber :
http://www.bps.go.id/
• Sukwiaty, Sudirman Jamal dan Slamet Sukamto. 2006. Ekonomi SMA Kelas X, halaman 141. Jakarta : Yudhistira.
• http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_perkapita
terima kasih sudah membantu..
BalasHapusvalid gak nih datanya???
BalasHapussetahu saya povinsi yang memiliki PDRB tertinggi adalah prov kalimantan timur dan menempati posisi pertama sejak tahun 2005-2010.
Indonesia masih menerapkan metode konvensional untuk pengukuran pendapatan nasional. Metode ini sudah usang sejak awal dekade 1980an. Adapun metode terkini menggunakan prinsip GREEN DEVELOPMENT atau SUSTAINABLE DEVELOPMENT CONCEPT. Pada prisipnya, konsep penghitungan pendapatan akan memperhitungkan (koreksi) atas variabel kerusakan lingkungan. Ironisnya, IMF dan World Bank tidak pernah merekomendasikan Indonesia utk memperbaharui konsep penghitungan pendapatan nasional, melainkan malah memaksakan negara tersebut ke dalam zona liberalisasi.
BalasHapus